“JANGAN BIARKAN MASA BURUK MENGELABUI MASA DEPAN”

Cerita Kursi Roda - 03 Mei 2018

[KISAH HIDUP, MATI DAN BERTAHAN HIDUP] : “JANGAN BIARKAN MASA BURUK MENGELABUI MASA DEPAN”

.

.

Meski tak ingin terjebak pada keharusan penggunaan kursi roda namun kenyataannya aku tidak bisa mengelak. Kecelakaaan ditempatku bekerja 3 tahun lalu, tepatnya dibulan Desember 2014 membuat aku harus bersahabat dengan kursi roda dan berusaha keras untuk bisa berdamai dengan keadaan, melepaskan dengan ketulusan.

.

.

Jatuh dari ketinggian 8 meter menyebabkan tulang dan syaraf punggungku rusak parah, Aku sempat mengalami saat2 kritis selama 4 hari disalah satu rumah sakit yang ada di Malaysia hingga akhirnya aku dipindahkan perawatannya ke Singapura, ada penyumbatan darah putih ditubuhku..... Akupun koma selama 6 hari sehingga dokter yang saat itu merawatku memvonis MATI atau LUMPUH PERMANEN.

.

.

Selepas operasi..... Aku sendiri ketakutan bukan tanpa arti, nafasku tersenggal bersama dengan kelukaan diri, perlahan udarapun kurasa tak bersahabat, aku terdiam sambil menangis mesra. Namun jalan Allah telah ditetapkan, akhirku belum datang tapi....... kaki kakiku tak dapat lagi bercengkrama dipucuk tanah, tegapku rapuh seketika.

.

.

Prisma Firmansyah - Saat Perawatan

Kembali ke rumah, aku sudah ditemani kursi roda. Dan sore itu, aku teringat akan sebuah hati yang setiap hari selalu kunantikan kehadirannya, yang setiap hari kuharapkan senyumnya. Ada sedikit rindu yang menjadi candu.... dan candu inipun yang akhirnya harus bisa kulepaskan.

.                                                                         

.

Bukan, bukan karena aku atau dia yang tidak setia, tapi ini tentang hidupku yang tidak lagi sama, tentang mereka yang masih berharap kepada sesama, andai mereka sadar sejenak saja bahwa sejatinya Allah yang Maha pemberi segalanya, mungkin saat ini aku dan dia...... aahh sudahlah, aku pasrah dan mencoba lupa.

.

.

Saat itu, nyaris aku tak sanggup menatap masa depanku,“Yaa Rab, sedemikiankah jalan hidup yang ku punya?” gumamku pada waktu itu. Kegundahanku sempat melelapkan segala prasangka baikku, bersyukur aku tak sampai berani mencaci penciptaku...

.          

.

Aku berusaha membaca “pesan cinta-NYA” dari setiap kejadian yang aku alami. Aku renungi saat-saat dimana harapanku tidak dapat terlaksana, aku cermati saat-saat dimana keinginanku tidak dapat teraih

.

.

Kuhela nafasku, sambil kuputar jari-jari kursi rodaku menuju wudhu. Aku tidak tau mau shalat apa, aku hanya ingin bertemu dengan Rab ku saja, meluapkan segala rasaku pada-NYA.

.

.

Aku masih terpaku menghadap kiblat, dihadapan-NYA aku teramat malu...

Yaa Rab... Nikmat mana lagi yang kudustai?

Apa yang aku anggap kurang, ternyata sudah cukup

Apa yang aku anggap hilang, ternyata masih ada....

.

.

Hari-hari melesat cepat, aku terus mendekatkan diri kepada Sang Maha Cipta dan kurasakan segala kebaikan dari ukiran kisah hidupku ini. Aku bersyukur atas peran yang Allah berikan padaku dalam skenarionya. Aku akan terus berjuang melawan semua kekhilafan hatiku pada-NYA, dan tentang candu rindu untuk sang kekasih... semoga itu tidak ada kecuali sampai akad terucap nanti.

.

.

“Sebuah cerita kecil yang menginspirasi dari kehidupan mas PRISMA FIRMANSYAH – Blitar.”

.

.

Saat ini mas Prisma tidak bekerja lagi karena sudah mempunyai usaha sendiri. Sebuah peternakan ayam dan mempunyai beberapa karyawan yang membantu dalam mengembangkan usaha ternaknya.

Peternakan Ayam milik Prisma Firmansyah

.

.

Semoga ada hikmah yang bisa dipetik dari kisah inspiratif ini sehingga kita bisa menjadi insan yang tidak lupa untuk bersyukur, Aamiin